Pikir Positif Ubah Pesimisme
Oleh : Kurnia Khusnul Khotimah (XI IPA) MA At-Taqwa Cabean
Dewasa ini banyak sekali
masalah-masalah yang muncul dan bahkan tak kunjung selesai. Banyak orang yang
dibuat menjadi pribadi yang pesismis oleh keadaan lingkungan
sekitarnya daripada mencoba menjadi pribadi optimis dan memulai untuk
mencoba mencari jalan keluar untuk berbagai problematikakehidupan.
Fenomena seperti ini cukup
berkembang di Indonesia. Realitasmasyarakat yang pada umumnya pasif terhadap kebijakan pemerintah
akan cenderung pesimis terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam
pemerintahan. Orang-orang pesimis terkadang hanya akan memblokir pikirannya
dari pada bertindak aktif memecahkan masalah.
Setiap pribadi pada umumnya memilih
untuk tetap berada dalam status quo dibandingkan mencoba mencari
jawaban-jawaban semua persoalan kehidupan. Mereka kebanyakan merasa hanya duduk
di zona aman dan cenderung tidak mau mengubah posisi tempat mereka duduk ke
tempat yang lebih baik lagi, sehingga pada akhirnya zona aman mereka bisa
menjelma menjadi neraka mereka sendiri.
Hal yang menarik adalah kita banyak
sekali menemukan pribadi-pribadi yang memiliki mental pesimis. Entah
itu orang tua, dosen, saudara, sahabat ataupun bahkan pemimpin kita. Tak jarang
dari mereka yang lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak
mungkin hal itu bisa Anda lakukan!”
Perkataan itu tentu menyakitkan bagi
sebagian orang yang mencoba untuk menanamkan sikap optimis dalam kehidupan
mereka. Tak jarang juga dari kita yang lalu menguburkan impian dan niat kita
karena rasa kurang percaya diri dan pengaruh orang-orang di sekitar kita yang
pada titik tertentu tidak dapat memberikan motivasi dan stimulus yang
cukup dan bahkan lebih memukul mundur usaha kita dengan kepesimisan mereka.
Yang menyebabkan pribadi memiliki
mental pesimis adalah hasil dari proses sosialisasi itu sendiri.
Faktor budaya juga dapat menyebabkan seseorang memiliki mental pesimis. Praktek
ini bisa terjadi ketika Anda memiliki budaya yang memerintahkan Anda untuk
menghormati orang tua. Dan orang tua Anda sendiri adalah orang yang sangat
otoriter yang bisa dibilang skeptis terhadap semua proses perubahan.
Tentu saja jika sikap otoriter orang
tua mengambil andil yang cukup besar dalam kehidupan Anda sehingga
membuat Anda tidak dapat mengutarakan ide-ide kreatif dan kritis dan
cenderung untuk menerima apa saja yang sudah ada dan tidak memiliki kemampuan
untuk berinovasi. Praktek seperti ini membuat banyak sekali pribadi yang
memiliki mental pesismis.
Hal-hal yang harus kita semua reparasi adalah mindset atau
cara berpikir kita. Cara berpikir yang baik untuk menekan mental kepesimisan
seseorang adalah dengan terus berpikiran positif. Konteks berpikiran
positif ini bukan hanya kepada diri sendiri tetapi terhadap orang lain dan
berbagai permasalahan yang ada.
Dengan berpikiran positif, kita
dapat memancarkan energi positif pula. Maksudnya di sini adalah ketika kita
berpikiran positif tentang semua hal di depan kita, kita dapat pula
berkata-kata positif sehingga orang-orang di sekitar kita juga turut mendengar
hal-hal positif. Energi positif yang kita miliki dapat membuat pikiran kita
sendiri terbuka sehingga kita dapat menyelesaikan segala problematika kehidupan
yang ada, daripada memilih untuk berada pada zona aman dan selalu menghindari
masalah.
Di luar sana tentu masih banyak orang
yang pesimis terhadap dirinya dan orang lain. Tetapi kita dapat mengubah mental
pesimis kita dengan selalu mencoba melihat segala hal dengan pikiran yang
positif. Pribadi yang memiliki mental pesimis lebih cenderung menghindari
masalah sedangkan pribadi optimis akan selalu menginterpretasikan suatu
masalah dengan keinginan untuk memecahkan secara konkret sampai ke
akar-akarnya. Berpikir positif dapat membantu kita menjadi optimis dan setelah
dipraktekkan tentu saja kita dapat melihat koherensinya.